Tembus Rp659 Triliun, Transaksi QRIS Dorong Digitalisasi UMKM

Transaksi QRIS di ASEAN terus meningkat dan menembus Rp659,93 triliun pada 2024, menandai peran penting Indonesia dalam perluasan konektivitas pembayaran digital di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), volume transaksi mencapai 6,24 miliar di empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Data tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan sistem pembayaran digital lintas batas. Selain mempermudah transaksi bagi wisatawan dan pelaku usaha antarnegara, QRIS juga berkontribusi pada peningkatan adopsi digital di kalangan pelaku UMKM dalam negeri.

Di tingkat domestik, penggunaan QRIS kini meluas hingga ke pedagang kecil di pasar tradisional. Najwa, pedagang kaki lima di Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengatakan sebagian pembeli mulai menggunakan pembayaran digital meski uang tunai masih lebih umum digunakan.

“Sebagian besar masih bayar tunai, tapi ada juga yang pakai QRIS. Lumayan, lebih cepat juga,” ujarnya pada Minggu (25/10).

Kebiasaan serupa juga terlihat di sektor ritel modern. Surya, pelaku usaha fashion di salah satu pusat perbelanjaan Pasar Senen, menyebut sekitar 70 persen pelanggannya kini bertransaksi menggunakan QRIS. Ia menggunakan dua platform QRIS dari BCA dan BRI untuk memberikan pilihan kepada pelanggan.

“Sekarang lebih cepat dan aman, tidak perlu repot cari uang kembalian,” tuturnya.

Menurutnya, peningkatan transaksi digital mencerminkan perubahan pola belanja masyarakat, khususnya di kalangan muda yang terbiasa dengan sistem pembayaran non-tunai.

Ke depan, perluasan ekosistem QRIS diperkirakan akan semakin inklusif bagi berbagai kalangan pelaku usaha. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi digital nasional serta memperkuat posisi Indonesia dalam sistem pembayaran digital kawasan ASEAN.

Leave a comment